Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tetesan hujan membisikkan rasa sakit

Sedikit tetesan hujan membisikan rasa sakit  air mata cinta yang hilang pada hari-hari berlalu cintaku yang kuat, membuatku tetap berdiri, di sini! Menunggumu, hingga batas waktu yang tak dapat dibayangkan matahari tuk bertemu sang rembulan

Jika tlah berlalu...

Gambar
Kalaulah sudah melintas kijang ke mulut rimba Tak lain, padang datar kan kupinta untuk segera kukatupkan segala celah bagi cahaya kan kubiarkan gelap menaunginya… perlahan kubasuh bercak darah di tungkainya yang terluka biar anyir darah tak menyergap hidung tajam pemangsa Masih terngiang jelas tetua berucap “Bila sudah lepas kijang ke ambang pintu rimba, tak sehelai daunpun kan mengkhianatinya” Sarungkan sajalah belati yang telah terhunus! perburuanmu telah usai sebelum tunai Kembalikan anak panah ke dalam tabungnya! Sandanglah tombak, dan pulanglah! sebelum gelap menghampirimu Tapi, mata belatiku diasah tajam batu batang sumpu berbisa di ujung, pun beracun di hulu kalaulah tak terbusai isi perut mangsa pada tikamanku jantungku yang jadi tebusannya! Jikalau tak lagi menjadi rindu dihatimu kan kukaburkan semua dengan semak ilalang seumpama rahasia yang dikubur dalam mulut para pendusta pengendus berhidung tajampun takkan mampu mel...

Rimba Keramat Kuala Sungai Limau

Gambar
1) Apakah benar-benar (pernah) ada? dan kini dimanakah gerangan hutan keramat itu? Ataukah hanya tutur yang diwariskan di tengah rimba mistis? Tempat segala pohon, manau, semak belukar, buluh, umbi-umbian dan lumut berikat kata sepakat. Ataukah hutan keramat milik para peladang bunian,   di tempat mana segala pohon, segala batang, segala miang, segala duri, segala semak, segala lumut bersembunyi di antara fakta dan fiksi?                        Ataukah tempat bersemayamnya segala binatang melata, berbisa, keluarga segala kera, simpai beruk hingga cigak? Apatah mungkin juga di tempat mana badak bercula mandi kubangan, gajah tambun berkawanan dan singasana harimau tua bertahta? Rindangnya sebatang jawi-jawi tinggi serentang sayap elang ….. pertanda rimba keramat kuala sungai limau di sisinya tegak sialang gagah berdiri tempat be...

Tak pernah terlewatkan

Gambar
Seperti hari-hari yang lalu dibalik daun-daun itu ia hanya bisa memandangnya, daun itu, tentu sudah hafal benar dengan tingkahnya acapkali dilihatnya ada rangrang juga di situ, yang kadang seperti marah terganggu dengan kehadirannya Kini di mana gerangan bunga sekuntum itu? yang slalu menebar wangi harumnya yang membuat mata dan hati slalu tertuju setiap waktu, hampir tak pernah paginya dilewatkannya selalu ia sempatkan tuk memandangnya dan berharap ia tetap mekar dan tersenyum Kini di mana gerangan bunga sekuntum itu? tak seperti biasa, tak lagi seperti hari-hari lalu yang slalu menebar senyumannya apakah keberadaannya tlah membuatnya terganggu? ya, mungkin juga begitu Raut muram tergambar di wajahnya tak ada maksud hati membuatnya merasa tak nyaman merasa bersalah ia… “Oh, maafkan aku. Sungguh tak ada maksud hati membuatmu terganggu”, lirihnya. Saat itulah rasa bersalah itu terus mengikutinya ia pun slalu ragu-ragu, kada...

Pengembangan Desa Wisata (1)

Gambar
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. P ariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat yang tentunya membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Selain dampak positif, banyak penelitian menunjukkan bahwa pariwisata juga menimbulkan dampak negatif, misalnya kesenjangan pendapatan antara kelompok masyarakat dan lain-lain. Kesenjangan itu disebabkan karena pengembangan pariwisata semata-mata dilakukan dengan pendekatan ekonomi dimana pariwisata dipersepsikan sebagai instrumen untuk meningkatkan pendapatan, terutama oleh bidang usaha swasta dan pemerintah. Sementara itu banyak pakar yang menyadari bahwa pariwisata meskipun membutuhkan lingkungan yang baik, namun bilamana dalam pengembangannya tidak memperhatikan daya dukung lingkungan pun akan menimbulkan dampak negatif. Sejalan dengan d...

Tersungkur di belantara rimba

Aku melihatnya berada di kejauhan di seberang aliran batang air yang jernih, di situlah ia dibawah sebatang jawi-jawi, yang rimbun sehampar kijang sembunyi di akarnya menyanak mata air, membuncah jadi telaga jernih Berkali mencoba menggapainya berkali pula aku menemui kebuntuan jalan menuju ke sana rapatnya batang pepohonan, rindangnya jawi-jawi dan lilitan manau melingkar menutupi celah cahaya dan arah… Bujang bulu remang, yang baru mengenal rasa selalu saja salah menerjemahkan makna senyumnya salah memberi makna, membuatnya tersesat jauh dalam pekatnya hutan rimba raya hutan yang dikenal oleh peladang dan perimba, sebagai hutan keramat! Hutan lebat tempat orang bunian bersemayam Berbulan ia berada di belantara rimba raya ia lupa tak tau jalan pulang arah kemana… acapkali ia tersungkur, jalannya terseok agak pincang karena kakinya berat sebelah akibat tersandung bilah kayu tajam, berdarah dan bernanah! tak sempat lagi ia rasakan sakit den...

Gelanggang asing si bujang anyir

Gambar
Di gelangang perburuan perhelatan nagari kumpulan orang, tua-muda bersenda-tawa saling sindir, mencibir dan unjuk kehebatan bangga, dan yang paling pas adalah bentuk kesombongannya hanya karena kecakapan anjing miliknya, menyergap dan menangkap buruan Lolongan anjing bersahutan minta bagian, memekakkan telinga. Seolah seperti irama mantera yang selalu memanggil mereka melakukan “ritual” yang sama, “berburu”. Di sudut gelanggang, di dekat tunggul kayu surian yang meranggas, merintih karena hampir setiap petang menjadi tempat bakaran sisa buangan. Si bujang anyir muda mentah umur baru setahun jagung, darah baru setampuk pinang duduk termenung… Nasibnya tak semujur peburu lainnya tak tampak buruan yang dibawa dan belati masih terhunus di tangannya “Oi bujang mentah, malang nian nasibmu, mana buruanmu?”, suara lantang terdengar sambil tertawa, membuyarkan lamunannya. Seumpama petir menggelegar menyambar, membuat telinga si bujang any...

Jalan pulang berpalang buntu

Tak salah jika kau anggap ini bagai gulai yang hampir basi yang sekedar dihangat-hangatkan lagi untuk disajikan kembali Melihatnya saja sudah jelas tak mengundang seleramu  Apalagi berlama-lama duduk bersama denganku Lidah yang tak sengaja terlanjur kebas tak bisa menyisihkan yang manis ditelan dan yang sepah dibuang apa saja yang di depan terjangkau tangan disambarnya bagai tersudu amarah yang tak bisa terleraikan “Tak ada maksud membuat memar di hati, terlintas sajapun aku tak mampu”, lirihnya Namun, semua pintu tlah kau katupkan rapat-rapat Kini, seumpama meratapi “nasi sudah menjadi bubur” tali putus, pasak lepas tangga patah, penggalah pun tersangkut Dalam rimba belantara, tak mudah menemukan jalan pulang ketika rapatnya pepohonan dan semak belukar menyamarkan arah tebalnya rumput dan lembah lumut dingin menjadi sekutuku menemani hingga fajar menyibak menerangi jalan pulang “Beri aku sari pati empedu tanah, biar yang buruk-buruk segera menguap dari diri dan berha...

Bayangan serupa kenangan

Sedalam ingatan tertanam dirangkainya kembali lembaran-lembaran bayangan serupa kenangan yang direkatkannya pada seutas benang dan diregangnya satu persatu… tak lelah dan tak pudur harapannya seumpama mencoba menyelesaikan untaian benang yang kusut masai Hanya desiran daun aur yang bersentuhan ditiup angin yang mengingatkannya pada dendang pelerai nasib yang tak tertanggungkan lagi oleh badan oh, ini jua yang mengingatkannya pada asa yang tertanam yang tak lagi tumbuh seumpama bulir padi hampa Semak ilalang, paku resam dan tebalnya rumput yang dingin disiram hujan malam tadi menjadi tempat mengadu bujang bulu remang ketika segala perasaian tak terpikulkan lagi dan tak terjinjing lagi kenangan yang membawa badannya sansai Tak mudah bagi bujang bulu remang ingatan yang tlah tertancap dalam cerita rindu yang disematkan pada bunga sekuntum yang tak pernah usai bagai ombak yang tak pernah mengeluh mengejar daratan pantai Sepanjang masa … ...