Tersungkur di belantara rimba




Aku melihatnya berada di kejauhan
di seberang aliran batang air yang jernih, di situlah ia
dibawah sebatang jawi-jawi, yang rimbun sehampar kijang sembunyi
di akarnya menyanak mata air, membuncah jadi telaga jernih
Berkali mencoba menggapainya
berkali pula aku menemui kebuntuan jalan menuju ke sana
rapatnya batang pepohonan, rindangnya jawi-jawi dan lilitan manau melingkar
menutupi celah cahaya dan arah…

Bujang bulu remang, yang baru mengenal rasa
selalu saja salah menerjemahkan makna senyumnya
salah memberi makna, membuatnya tersesat jauh dalam pekatnya hutan rimba raya
hutan yang dikenal oleh peladang dan perimba, sebagai hutan keramat!
Hutan lebat tempat orang bunian bersemayam

Berbulan ia berada di belantara rimba raya
ia lupa tak tau jalan pulang arah kemana…
acapkali ia tersungkur, jalannya terseok
agak pincang karena kakinya berat sebelah
akibat tersandung bilah kayu tajam, berdarah dan bernanah!
tak sempat lagi ia rasakan sakit denyutan luka kakinya yang membengkak.

Disaat malam hari tiba, pada akar sebatang pohon terap
disandarkannya tubuhnya, untuk beristirahat sejenak,
meredam erang, melepas penat,
kerap hujan turun menyirami lekuk tanah,  
juga membasahi tubuhnya, menggigil ia,
hingga pagi mentari menyapanya…           

Depok, 26 Maret 2017





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengembangan Komunikasi dan Informasi Bagi Masyarakat Perdesaan

Rimba Keramat Kuala Sungai Limau