Jika tlah berlalu...





Kalaulah sudah melintas kijang ke mulut rimba
Tak lain, padang datar kan kupinta untuk segera
kukatupkan segala celah bagi cahaya
kan kubiarkan gelap menaunginya…
perlahan kubasuh bercak darah di tungkainya yang terluka
biar anyir darah tak menyergap hidung tajam pemangsa

Masih terngiang jelas tetua berucap
“Bila sudah lepas kijang ke ambang pintu rimba,
tak sehelai daunpun kan mengkhianatinya”
Sarungkan sajalah belati yang telah terhunus!
perburuanmu telah usai sebelum tunai
Kembalikan anak panah ke dalam tabungnya!
Sandanglah tombak, dan pulanglah!
sebelum gelap menghampirimu

Tapi, mata belatiku diasah tajam batu batang sumpu
berbisa di ujung, pun beracun di hulu
kalaulah tak terbusai isi perut mangsa pada tikamanku
jantungku yang jadi tebusannya!

Jikalau tak lagi menjadi rindu dihatimu
kan kukaburkan semua dengan semak ilalang
seumpama rahasia yang dikubur dalam mulut para pendusta
pengendus berhidung tajampun takkan mampu melacaknya

Usah pula berpayah-payah kau siarkan
rindumu padanya dihadapanku
karena itu perih dan ngilu
pintaku, tinggallah tuk sejenak saja…
karena ku tau takkan kutemukan lagi bintang sepertimu
tak ada lagi laut, pantai, ombak dan pasir seperti katamu
begitu pula hujan dan gerimis seperti saat itu
tapi satu yang takkan pernah berlalu

rinduku yang kugenggam erat dalam setiap langkahku…
Jakarta, 9 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengembangan Komunikasi dan Informasi Bagi Masyarakat Perdesaan

Tersungkur di belantara rimba

Sensasi Dadiah, Prebiotik dari Ranah Minang